Laman

Friday, July 28, 2017

Kematian yang Membawa Berkah


Kematian yang Membawa Berkah

Hai sobat, dalam artikel islami kali ini, saya akan menceritakan sebuah kisah tentang sebuah musibah yang membawa saya kepada kebaikan. Bagaimana bisa sebuah musibah yang sampai merenggut nyawa bisa membuat kebaikan? Dalam artikel islami ini saya tuliskan kisah nyata yang begitu menyayat hati saya. Artikel islami yang saya tuliskan dengan kesedihan.

Tag : kisah hijrah inspiratif, cerita hijrahku, inspirasi hijrah, pengalaman hijrah, cerita berhijrah

Artikel islami ini saya tuliskan untuk orang – orang yang saya cintai yang telah pergi meninggalkan saya. Dan terkahir, artikel islami ini juga saya tulis sebagai rasa ucapan terimakasih saya kepada seorang ikhwan yang pertama kali menyadarkan saya melalui kata – kata rohaninya yang membuat semangat hidup saya menjadi lebih baik lagi kembali muncul. Saya sangat berterimakasih kepada semua orang yan telah mendukung dan membuat saya berubah menjadi lebih baik lagi dan semakin dekat lagi kepada Allah. Terutama saya juga ingin berterimakasih kepada anak saya yang belum sempat saya bahagiakan hidupnya. Yuk sobat, saya akan bahas hal tersebut didalam artikel islami ini.

Artikel islami ini saya tulis ketika saya berada diatas sebuah gedung apartemen yang cukup mewah dikawasan kota Jakarta tempat saya tinggal. Dari atas gedung, saya akan membawa putra saya yang sedang sakit kanker untuk pergi berobat kesalah satu rumah sakit. Dari atas kulihat terasa sangat mengerikan, andaikan saja saya bisa melompat dari atas sini dan saya akan mengakhiri semuanya. Saya merasa tak ada gunanya lagi hidup ini, ujian yang tidak henti – hentinya mencobai hidup saya ini. Sebanyak apapun harta saya dan seberapa mewah pun kehidupan saya ini, tidak ada artinya ketika anak semata wayang saya sakit dan sedang berada dalam sakaratul maut ini. Untuk siapa kekayaan yang saya miliki ini? Jika sebentar lagi anak saya satu – satunya akan pergi meninggalkan saya dan istri saya.

Saya menulis artikel islami ini dengan tangis yang membasahi seluruh wajah saya. Artikel islami ini saya tulis untuk mengenang putra saya. Putra satu – satunya yang saya miliki. Saya tidak pernah menyangka bahwa anak saya akan mengidap penyakit kanker. Awal kisah anak saya mengidap penyakit kanker ketika ia berumur sepuluh tahun, ia tidak sengaja tergelincir dan jatuh yang menyebabkan pundangnya tersebut cedera. Namun, karena ia masih anak – anak dan mungkin ia merasa takut akan dimarahi orangtua ketika ia menceritakannya, iapun akhirnya memendam semua ini sendirian hingga semua itu berubah menjadi kanker yang ganas didalam tubuhnya.

Saya telah melakukan berbagai macam pengobatan untuk menyembuhkan penyakit kanker anak saya. Hingga saya membawa anak saya berobat ke Malaysia dan juga Singapura yang katanya memiliki peralatan serta dokter  – dokter yang sangat hebat. Saya telah menghabiskan puluhan bahkan hingga ratusan juta guna menyembuhkan penyakit anak saya. Namun, kondisi anak saya malah semakin parah dan juga kritis. Berbagai macam pengobatan telah dilewati sampai pada cammo theraphy, ya putra saya melakukan cammo theraphy hingga semua rambut yang ada dikepalanya rontok dan satu persatu kuku di tangannya mulai lepas.

Saya terdiam, termenung, dan berkata didalam hatiku, “Andai saja kesehatan anak saya bisa saya beli, pasti akan saya bayar dengan semua kekayaan yang saya miliki”. Dan dapat disimpulkan dari sepotong artikel islami ini, bahwa kekayaan bukanlah segala – galanya. Kekayaa sekalipun tidak akan bisa membeli kesehatan manusia.

Setelah berbagai macam pengobatan, setelah banyaknya masa kritis yang di alami, ini semua berakhir juga. Allah SWT telah memanggil putra saya satu – satunya. Inna lillahi… Seperti kata pepatah, “Untung tak dapat diraih, maka malang pun tak dapat ditolak”. Ya, manusia yang berusaha namun tetap saja Allah yang menentukan semuanya. Ya, anak saya meninggal di rumah sakit di negri Jiran.

Harapan saya membawa pulang anak saya dengan harapan ia akan segera pulih hancurlah sudah. Semua harapan dan angan itu tinggalah duka dan air mata. Kepulangan saya diiringi dengan duka, isak tangis, dan air mata bersama dengan jasad anak saya satu – satu nya yang akan saya makamkan di Jakarta. La haula wala quwwata illa billahi.

Rasanya ingin saya menghujat takdir yang Allah berikan kepada saya. Ingin rasanya aku menjerit, teriak sekencang – kencangnya dan ingin aku marah kepada Allah atas apa yang telah Allah berikan kepada saya. Saya marah kenapa harus anak saya satu – satunya yang Allah ambil, kenapa Allah begitu kejam dan tidak adil kepada saya. Saya berfikir apakah dosa dan perbuatan buruk yang saya lakukan sehingga Allah sampai harus mengambil anak saya yang tidak berdosa.

Sekita itu saya mengingat anak saya yang rajin membaca Al – Qur’an dan juga rajin mengerjakan shalat walaupun sendirian melakukannya. Dan saya tersadar, kemana saja aku selama ini sampai – sampai tidak pernah nememani putra ku beribadah. Apakah semua bisnis ini yang membutakan ku? Setiap hari yang saya lakukan hanyalah bekerja dan mengumpulkan pundi – pundi rupiah sebanyak – banyaknya. Begitu pula istriku yang bekerjasama membantuku. Hingga anak saya satu – satunya hanya tinggal dirumah bersama seorang pembantu yang sangat setia mengurus nya. Pembantu yang memberikan kasih sayang selayaknya kasih sayang dari orangtua untuk anakku itu. Dan syukur juga karena pembantuku telah berhasil mengajarkan anak saya mengaji, membaca Al-Qur’an, dan juga shalat. Melalui artikel islami ini juga saya ingin berterimakasih sebanyak – banyak nya kepada pembantu saya yang teramat menyayangi anak saya seperti ia menyayangi anak nya sendiri.

Setelah acara pemakaman anak saya selesai, saya merasa seperti separuh jiwa saya pergi bersama dengan anak saya yang sudah berada dengan Allah. Hidup ini terasa tidak ada artinya, hidup ini terasa begitu kosong, begitu hampa. Kejamnya Allah hingga mengambil orang yang paling berharga di dalam hidupku ini. Dengan segala kesedihan yang saya rasakan beserta semua rasa penyesalan saya meyuruh istri saya pulang kembali kepada orangtuanya dan menyudahi pernikahan yang telah di bangun selama 18 tahun ini. Istri saya pun marah, bercampur sedih, menyesal, dan mungkin saat itu perasaan nya sangat hancur. Istri saya pun memutuskan untuk kembali kepada kedua orangtuanya.

Saya berfikir, bahwa biarkanlah semua kenangan yang pernah terjadi ini pergi bersama istri dan juga anaknya yang telah tiada. Biarlah disini saya menghabiskan sisa hidup saya dengan penuh rasa kekecewaan bersama Allah yang tidak menyayangi saya bahkan mungkin Allah SWT pun membenci saya. Air mata saya tidak bisa berhenti setiap kata yang saya tuliskan kedalam artikel islami ini sungguh membawa kenangan yang begitu dalam. Artikel islami ini sungguh benar – benar saya tulis dengan segenap dan sepenuh jiwa saya.

Setiap hari yang saya lewati rasanya penuh dengan keputus asaan, begitu juga dengan harapan hidup beserta semangat hidup saya pun telah hancur. Jikalau bukan karena kuasa Allah SWT yang sangat besar, mungkin saya telah mati karena bunuh diri tak kuat menanggung semua ini sendirian. Namun, dalam keadaan ku yang seperti ini, saya mendapatkan sebuah kata – kata rohani juga siraman rohani yang sedikit demi sedikit menghidupkan kembali hidup saya yang telah hilang. Saat itu saya bertemu dengan seorang pria sholeh, seorang ikhwan yang tinggal di dekat rumahku. Ia datang ke rumah saya untuk bertakziah dan mungkin menghibur saya terlihat sudah hancur sekali hidupnya.

Ikhwan itu berkata kepada saya, ia mengatakan bahwa Allah sangat mencintai anak saya yang sudah meninggal itu melebihi rasa cinta saya kepada anak saya sendiri. Sungguh dibalik semua kata – katanya itu dan atas semua kejadian ini selalu ada hikmah yang bisa di ambil dan dipetik untuk menjadikn hidup kita menjadi lebih baik jika kita setiap hambanya mau menjadikannya sebagai sebuah i’tibar.

Kata – kata rohani yang indah, terus ikhwan itu sampaikan kepada saya. Itu membuat saya sedikit terhibur dan melihat setitik cahaya untuk saya melanjutkn hidup menjadi lebih baik lagi. ikhwan itu mengatakan kepada saya bahwa semua ini terjadi kepada saya atas kehendak dan ridho dari Allah SWT. Berbagai nasihat rasanya terdengar sangat sejuk di telinga saya, membuat hidup saya menjadi sedikit berwarna dan menghidupkan kembali semangat hidup saya. Dalam kondisi tersebut, saya pun berusaha mengikhlaskan anak saya yang sudah pergi meninggalkan saya untuk selama – lamanya.

Saya merasa begitu besar dampak dari kata – kata yang disampaikan ikhwan itu kepada saya. Kata – kata nasihat yang bisa menghancurkan dinding penyesalan dalam hatiku. Kata – kata nasihat yang membuat semangat hidupku menyala kembali. Kata – kata nasihat yang membuat ku ingin hidup kembali untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Setiap harinya, ikhwan ini selalu memberikan kepada ku semangat dan masukan positif kepadaku agar aku bisa melanjutkan hidup dengan lebih baik lagi dan supaya aku bisa kembali kepada jalan Allah. Sungguh kehadiran ikhwan ini seperti air yang memberikan ku kesejukan didalam tenggorokanku yang sedang merasa sangat kehausan. Dengan semua kata – kata nasihat nya itu, aku bisa menjadi orang yang sedikit demi sedikit menjadi berlapang dada.

Setelah semua itu dan setelah semua saran yang diberikan ikhwan tersebut, akhirnya saya pun sedikit demi sedikit mulai menyenangi sebuah stasiun radio dakwah. Saya pun selalu mengikuti setiap siaran dakwah yang ada diradio tersebut. Sedikit demi sedikit aku mulai mempelajarinya. Dan bahkan sejak saat itu pula saya bersemangat untuk mengikuti sebuah acara selam dua hari penuh untuk mengikuti kegiatan demi kegiatan yang mengkaji dasar – dasar keislaman yang diadakan oleh sebuah Yayasan Dakwah Islam di kota tempatku tinggal. Dan ini juga yang membuat saya semakin yakin akan kebenaran dakwah sunnah tersebut walaupun hidayah yang saya dapatkan baru sedikit demi sedikit saya amalkan.

Setelah itu, saya pun memutuskan untuk menjalani ibadah umrah bersama ikhwan tetanggaku dan teman – teman lainnya. Setelah itu, saya pun melihat bagaimana tata cara peribadatan yang sesuai dengan sunnah yang saya praktikkan di negri tersebut. Sejak saya pulang umrah, saya menjadi sangat rajin mengikut kajian – kajian halaqah – halaqah ilmu dan juga saya menjadi sering sekali mendampingi para asatidzah yang akan pergi keluar kota untuk berdakwah.

Sungguh kematian anak saya ini membawa banyak perubahan baik kedalam hidup dan diri saya. Merubah jalan hidup saya menjadi semakin dekat dengan Allah dan membuat hidup saya menjadi lebih baik lagi. Saya pun sempat berfikir, mungkinkah jika anak saya itu tidak wafat, akankah hidup saya bisa menjadi lebih baik seperti ini? Atau mungkin hidup saya akan tetap seperti dulu mungkin akupun tidak akan mengingat Allah dan mungkin tujuan hidup saya juga masih pada mengejar materi. Dan tidak ada hal yang mustahil pula bila mungkin nanti kekayaan yang saya miliki malah akan menghancurkn kehidupan saya ini.

Namun, oleh karna wafat nya anak saya ini, saya bisa disadarkan akan hidup saya dulu yang tidak berarti. Setiap harinya dalam setiap sujud yang saya lakukan, saya selalu berdoa untuk anak saya dan untuk istri saya. Meraka adalah orang – orang yang saya cintai yang sudah pergi meninggalkan saya karena perilaku buruk saya. Kini saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lebih dekat lagi kepada Allah. Saya selalu berdoa kepada Allah SWT semoga anak saya selalu bahagia berada di sisi Allah SWT dan semoga istri saya juga bisa mendapkan kebahagiaan seperti yang anak saya dapatkan dari Allah SWT.

Artikel islami ini saya tulis untuk mengunkapkan hal yang paling dalam didalam hidup saya ini. Dengan artikel islami ini saya ingin berbagi kepada sobat semua untuk memanfaatkan waktu yang tersisa di dunia ini untuk perbuatan yang menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan dekat dengan Allah. Dalam artikel islami ini juga saya ingin mengutarakan bahwa tidak ada hal yang paling menyedihkan selain kehilanga anak yang Allah titipkan kepada kita. semoga dengan artikel islami yang saya tulis ini juga kita semakin bisa menghargai waktu yang kita lewati bersama orang – orang yang berarti didala hidup kita. Semoga, kita juga sebagai manusia biasa ingat untuk tidak mencari harta semata di dunia ini, namun kita juga harus bisa mencari ridho Allah di sepanjang hidup yang kita jalani ini. Karean, seberapa banyak dan besarpun harta yang kita miliki di dunia tidak akan ada gunanya jika amal dan perbuatan kita tidak baik. Malah itulah yang akan membawa kita kedalam neraka dan jurang kehancuran dalam hidup kita. Maka dari itu, bekerja dan ibadah harus seimbang. Dan jangan pula karena terlalu giat mencari harta, kita malah melupakan orang – orang yang kita sayangi dan kasihi bahkan sampai melupakan anak sendiri, Naudzubillah.. Sungguh dosa yang teramat besar yang pernah saya lakukan didalam hidup saya ini. Semoga sobat tidak ada yang mengalami penderitaan seperti yang ku alami ini ya… Semoga dengan artikel islami ini juga sobat bisa mengambil sisi baik yang bisa diterapkan ke dalam hidup sobat yang nantinya akan membuat hidup sobat ini menjadi lebih baik lagi.

Semoga artikel islami ini bisa membawakehidupan sobat menjadi lebih baik lagi, akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak sobat, wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment